Rabu, 07 November 2012

Segores Warna dalam Diri

Saat sendiri, sering kuteringat wajah para murobbiyahku. Penerimaan mereka terhadapku bagaimana adanya diriku dan kesabaran mereka saat membimbingku. Dulu, aku tidak mengerti arti ekspresi itu, wajah sabarnya yang tetap tersenyum menahan kekecewaan atas bermacam sikapku. Kini, gambaran itu bermunculan satu persatu. Ingin sekali kukembali ke masa itu. Ingin sekali kukunjungi mereka satu-persatu. Memeluk mereka dan berkata, "Maafkan aku. Penjagaanmu sungguh berarti bagiku." Jika sudah begitu, hanya tangis haru dan do'alah yang bisa menenangkanku. Semoga Allah merahmati kalian wahai murobbiyahku. Semua pengorbananmu telah menjadikanku lebih baik dibandingkan dulu.

1 komentar: