Sabtu, 21 Agustus 2010

[FF] Murid Istimewa Bapakku

     Apa yang bisa dilakukan anak perempuan berumur 4 tahun? Merengek dan menangis, itulah dia aku. Aku Masih ingat  bagaimana caraku mencegah Bapak berangkat  kerja. Aku akan berteriak dan menangis sekencang-kencangnya. Kemudian Bapak akan menggendongku yang kelelahan menangis hingga aku terlelap. Begitu aku bangun, Bapak sudah berangkat kerja. Semakin sering hal itu terjadi, akupun berpikir.
    Ya, di lain waktu aku menarik kaki Bapak, aku lepas kaos kaki hitamnya tentu sambil meraung-raung berlelehan air mata. Kemudian Bapak menggendongku, aku tahu jika aku tertidur maka ia akan berangkat kerja juga. Maka aku pura-pura tidur saja. Saat Bapak hendak meletakkanku di tempat tidur, hup! Kupeluk Bapak dan kugigit jenggotnya sambil memulai tangisan. Bapak meringis kesakitan sambil menggendongku lagi. Itulah klimaks cerita yang akhirnya dimenangkan anak perempuan berusia 4 tahun.
     Sejak saat itu aku ikut Bapak berangkat kerja, dengan seragam SD, tas baru, alat tulis baru. Aku sekolah di tempat Bapak mengajar! Langsung di kelas 6, hebat! Bahkan aku duduk paling depan tanpa diberi tugas dan tidak pernah dihukum. Aku menulis apapun yang kusuka di buku, lebih tepatnya mencoret-coret. Aku dapat raport peringkat satu, tentunya bikinan Bapak. Saat usia 5 tahun Bapak bilang aku sudah lulus, jadi aku akan masuk sekolah baru bernama Taman Kanak - Kanak Gunung Jati.

http://intan0812.multiply.com/journal/item/185/Hadiah_Lebaran_dari_berkah_membuat_FF?replies_read=222

Rabu, 18 Agustus 2010

Kata Ali r.a

Rating:
Category:Other
DOSA terbesar adalah KETAKUTAN
REKREASI terbaik adalah BEKERJA
MUSIBAH terbesar adalah KEPUTUSASAAN
KEBERANIAN terbesar adalah KESABARAN
GURU terbaik adalah PENGALAMAN
MISTERI terbesar adalah KEMATIAN
KEHORMATAN terbesar adalah KESETIAAN
KARUNIA terbesar adalah ANAK YANG SHOLEH
SUMBANGAN terbesar adalah PARTSIPASI
MODAL terbesar adalah KEMANDIRIAN
-Ali r.a-

Selasa, 17 Agustus 2010

Kompetisi Khatam Al Qur'an

      Jika sedang libur dari mengajar, Mama selalu terlihat khusyu membaca buku. Kini Meri baru saja lulus dan bisa melewati Ramadhan di rumah, maka kegiatan Mama selalu dilihat Meri. Hari ke-5 di rumah, Meri tidak memperhatikan apa yang dibaca Mama, biasanya kalo gak buku sejarah ya nonfiksi populer.
     "Mama udah juz 14 dong." Kata Mama sambil menutup buku yang dibacanya.
     "cepet amat Ma..." Meri yang sedang menonton TV menengok sebentar ke arah Mama, ternyata yang dibaca Mama Al-Qur'an toh. Hihi Meri jadi malu, Mama yang biasanya baca selembar bisa sejauh itu sementara dirinya 4 juz di belakang Mama, itupun melanjutkan dari khatam sebelum Ramadhan tiba.
     "Tapi Papa lebih banyak lagi." kata Mama melanjutkan.
     "Juz berapa Ma?" Meri penasaran.
     "Gak tau, tadi malem bilangnya 16."
     "Ooh..."
***
     "Mama jarang lihat Papa baca Qur'an, tapi kok bisa duluan ya?" Tanya Mama malam harinya.
     "Sambil ngedengerin murottal kali Ma. Murottal kan cepet" Meri menebak. Si papa tiba-tiba lewat.
     "Pa, baca Qur'annya sambil ngedengerin ya? Curang." Todong Mama.
     "Enak aja, gak lah hehe" Papa tertawa penuh misteri.
     "Papa kan jarang baca, tapi kok ngeduluin Mama terus?"
     Papa yang didesak terus akhirnya membongkar misteri kecilnya itu.
     "Papa baca Qur'annya kalo Mama udah tidur. Ngebut gitu lhoo..." Papa berbicara ala ABG.
     "yeee...." Meri tertawa melihat gaya Papa.

http://intan0812.multiply.com/journal/item/185/Hadiah_Lebaran_dari_berkah_membuat_FF?replies_read=222

Jumat, 13 Agustus 2010

Mengubah Mood

Setiap orang ada masa kuat dan masa lemahnya. Dalam masa kuat, apa saja bisa dihadapi, mau seperti apapun masalah dan hambatannya. Tapi kalau lagi lemah? Kadang hal sepele bisa beraat banget.

Ini ada sedikit sharing tentang bagaimana diri saya (ehm) membangkitkan kembali kekuatan saya. Terinspirasi dari jaman SD dulu. Saya agak-agak ingat dengan seorang teman yang badung alias pembuat onar. Kalau sudah kumat, maka guru saya menjadi sering memberinya tugas menulis ulang sebuah kalimat sebanyak 3 sampai 5 lembar.
saya tidak akan nakal lagi
saya tidak akan nakal lagi
saya tidak akan nakal lagi
Kira-kira begitulah bunyinya. Anaknya tetep aja tengil sih. ==a

Pada suatu waktu saya sedang down tiba-tiba saja teringat hal tersebut, ditambah lagi renungan hasil baca-baca buku. Ketika kita berkata bisa! maka pikiran akan men-set dan mengkoordinsikan semua gerak tubuh ke arah bisa tadi. Nah, akhirnya saya nikmati saja keadaan down saya. Saya tidak akan melakukan apapun yang berhubungan dengan kewajiban yang harus saya selesaikan.

Saya menikmati kelesuan sambil bermalas-malasan mencoreti kertas kosong dengan kalimat berulang-ulang, misalnya
Aku semangat penelitian, asiik
Aku semangat penelitian, asiik
Aku semangat penelitian, asiik

Kadang bisa satu lembar penuh sambil mensugesti diri sendiri bahwa proses meulis tadi akan membuat otak merespon dengan baik pesan yang saya sampaikan. Karena dengan menulis, banyak hal terlibat, seperti gerakan tangan yang naik dan turun, kulit yang menekan alat tulis dan buku, bola mata yang bergerak, dan pikiran malas saya. Dari hal-hal tadi saya berharap mood saya berubah menjadi lebih baik dalam menghadapi sesuatu yang sedang dihindari dan cukup berhasil untuk saya pribadi.

Satu lagi, otak/pikiran kita sangat anti dengan penolakan (itulah mengapa manusia benci jika dirinya ditolak, diabaikan, dan benci dengan kegagalan). Jadi, saya mencoba menghindari menulis kata tidak/jangan, misal
saya tidak takut
Soalnya nanti yang diterima alam bawah sadar kita bukannya saya tidak takut, tapi malah saya takut.
Jadi kalimat saya tidak takut sebaiknya diganti menjadi saya berani.

Kamis, 05 Agustus 2010

Ada Cinta Maka Ada Rindu

Cinta, lagi-lagi cinta. Ada cinta maka ada rindu Mulanya ada cinta hanya untuk diri sendiri, cinta seorang anak. Seorang anak akan mencintai segala hal yang menyenangkannya, mainan, makanan, dan perhatian orangtua. Saat si anak beranjak remaja ia mengenal cinta teman-teman, sahabat, dan kerabat sebaya. Cinta yang memberinya keakuan sosial sebagai seorang manusia.

Tiba saat ia diperkenalkan dengan cinta hakiki dimana ia harus mencintai Allah dan Rasulullah melebihi cinta kepada ibu, bapak, saudara, dan teman-temannya. Ia mempelajari dan menerimanya.

Sebagaimana perkembangan fisik dan jiwanya ia mulai merasakan hidupnya sepi. Meski ada orang-orang terkasih di sekitar, ia tetap saja merindukan seseorang untuk berbagi, mencurahkan, dan melengkapi ruhnya.

Namun kehadiran seseorang itu adalah misteri. Saat-saat penantianpun mengundang banyak cobaan. Pikiran yang tak bisa dibatasi dan tabiat jiwa yang menyukai keindahan menjadi celah. Celah bagi setan ntuk mengajaknya menjadi pengkhianat.

Jiwanya merindu, maka pikiran membutuhkan sosok untuk dirindu. Ketika itulah setan bekerja. Terliliplah matanya pada sosok indah yang dilihat. Pikiran menggunakan dia sebagai pengganti sosok yang mulanya tak berwujud. Karena seseorang itu belum jua datang, dia menjadi objek kerinduan jiwa, wahai jiwa kasihan dia yang belum tentu menjadi takdirmu.

Ketika merindu, maka pikirannya menjadi tumpul, ia senantiasa berapologi atas apa yang menimpa. Maka nasehat adalah percuma untuk orang yang sedang dimabuk rindu, percayalah (kau kan juga pernah mengalami). Tapi kawan, jangan engkau menghinakan sahabatmu itu atau meninggalkannya karena sesungguhnya jiwanya sedang rapuh. Hal terbaik yang bisa kau lakukan adalah mendampingi, menjadi pendengar dan orang kepercayaan. Kuatkan dirinya, bahwa tak perlu ia mencari perhatian dia karena kau sebagai sahabat senantiasa memperhatikan.

Ada masa dimana pikiran menjadi waras dan sadar sepenuhnya. Jika sahabatmu meminta nasehatmu, maka berikan nasehat tanpa melukai. Pasti kau berharap ia insaf seketika, bersabarlah dengan usahamu hingga Allah menurunkan pertolongan-Nya. Semoga pengalamannya bisa menjadi pelajaran berharga untukmu, untuk kita semua.