Jumat, 10 Juni 2011

Satu Tamparan untuk Sebuah Pertanyaan

Beberapa pemuda berkumpul di bawah pohon rindang, di tengah padang rumput. Ada yang antusia mendengar, ada yang terkantuk-kantuk karena semilir angin, dan ada pula yang sibuk mencatat. Mereka mendengarkan gurunya menyampaikan sebuah pengajaran.

Sang guru menjelaskan tentang dahsyatnya siksa neraka. "takutlah kalian terhadap api neraka, yang bahan bakarnya adalah jin dan manusia."

Demi mendengar perkataan gurunya ini, salah seorang pemuda mengangkat tangannya hendak bertanya,"Guru!" katanya. 

"Ya, ada apa anakku?" 

"Bukankah jin terbuat dari api juga? Bagaimana mungkin mereka merasakan panasnya api neraka, sementara tubuh mereka terbuat dari api juga?" tanya sang pemuda. 

Sang guru tersenyum, kemudian ia melanjutkan,"kemarilah anakku, akan aku tunjukkan kepadamu sebuah jawaban."

Si pemuda maju ke hadapan sang guru. Kemudian, tanpa aba-aba, sang guru menampar pipi si pemuda. Ia kaget bukan kepalang, demikian juga kawan-kawannya. Tentu saja, ia hanya bertanya dan mengapa sang guru menampar dirinya,

"Guru, kenapa anda menampar saya? Apa kesalahan saya?" tanya si pemuda sambil mengelus pipinya yang terasa perih. 

"Sakit?" Sang guru malah balik bertanya. 

"Sakitlah, ditampar kok." Jawab si pemuda.

"Saya manusia, engkaupun juga kan anakku? Manusia terbuat dari apa?"

"Unsur tanah" jawab si pemuda lagi. 

"Ya, itu yang hendak saya tunjukkan kepadamu. saya dan kamu terbuat dari tanah. Tetapi, ketika tangan saya menampar pipimu, kamu tetap merasakan sakit juga kan anakku Demikian juga dengan siksa api neraka terhadap jin." Terang sang guru.

7 komentar:

  1. wow....kerenn.....sungguh dahsyat api neraka.....semoga kita tak termasuk kedalam golongan mereka2 ahli neraka....

    sakit juga ya kalau ditampar guru sendiri xxixixi...kasihan itu murid tanyanya baik2 mlh dtampar

    BalasHapus
  2. amiin

    supaya si murid bisa inget terus dengan ap yang disampaikan Sang Guru :D

    BalasHapus
  3. kl gt nanti kalo ane jd guru..tak tempeleng semua ya biar pada inget hehehe

    BalasHapus
  4. Catur: kalo asal tempeleng yg ada malah caci maki tur dari murid2mu, he2. Anak jaman skrg jrg paham adab menuntut ilmu&bgmn cara mghormati pemberi ilmu(guru).
    Qaqi: sip dah :)

    BalasHapus