Jumat, 10 Juni 2011

Allah Pasti Memberi Jika Kita Meminta

Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga mereka mengubah nasib mereka sendiri.

Apapun yang kita cita-citakan tentu membutuhkan usaha dan doa untuk mencapainya. Ketika kita telah berusaha dan hasilnya sesuai harapan, kita patut bersyukur. 

Ketika kita tidak mampu memperolehnya, kita juga harus pandai-pandai bersyukur. Atau, jika kita lebih ahli dalam hal sabar, sabar pun merupakan kendaraan yang bagus selain syukur. Mesti ada hikmah atau sesuatu yang lain yang kita dapatkan, meskipun kita tidak tahu apa itu.

Ada sebuah hikmah yang bisa dipetik dari kisah berikut ini.
Saya tengah memutuskan untuk mendaftar menjadi tenaga pengajar atas rekomendasi kawan Ibu. Maka, saya mencoba membuat dua buah surat lamaran. Kemudian, saya berdoa semoga saya bisa diterima di salah satunya.

Saya menghubungi seorang 'adik' saya di Surabaya,"Dy, doain ya, moga aku keterima ngajar di SMK ni" kira-kira begitu salah sau penggalan sms saya.

"Ya, mba Insya Allah. Jangan menyerah. Aku aja dulu ngelamar ke 22 sekolah, barulah yang ke 22 itu aku diterima ngajar" begitu ia berkisah.

Mulanya, saya menginginkan dukungan moral darinya, tapi mengetahui angka ke-22, malah membuat saya patah harapan. Bayangkan, baru yang ke-22 ia bisa diterima? Sedangkan diri saya?

Tapi, pada akhirnya, adik saya ini tidak melanjutkan jadi guru karena ia diterima di tempat yang lebih bagus Sesuai harapan dia dan orang tuanya agar menjadi PNS saja. Ia diterima sebagai PNS di Badan Pusat Statistik (BPS). Hingga sayapun berpikir betapa beruntungnya adik saya ini. Baru lulus, kemudian tes2 berbagai ujian masuk PNS dan langsung bisa menjadi PNS.

Hikmah yang saya dapati dari kisahnya adalah...
Ya, Allah sudah pasti memberikan apa yang kita minta dan usahakan. Namun, wujudnya kadang tidak sesuai harapan kita. Karena, kita diberikan yang lebih baik lagi dari harapan itu. Hasilnya jauh lebih bagus. 

Sebagaimana usaha adik saya yang ke sana kemari melamar menjadi guru sampai ke 22 sekolah ia datangi. Bikin surat lamaran, ngeprint, fotokopi, dan mondar-mandir, tentu bukan hal yang sepele.  

Apa yang ia dapat? Allah melihat usaha dan doanya, maka Allah berikan kemudahan, bukan menjadi guru honorer, tapi langsung menjadi PNS. 

Memang benar kata Umar r.a, sabar dan syukur memang kendaraan yang bagus. Jika kita memiliki salah satu dari keduanya, kita akan menjadi orang yang beruntung.

(Hehe, maap nih, kan banyak juga yang ilfeel dengan orang2 yang ngebet pengen jadi PNS. Kisah ini cuma contoh saja, yang bisa diambil hikmahnya).

5 komentar:

  1. Allah telah memberi, bahkan sebelum kita meminta ^^

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, Segala Puji Hanya Milik Allah

    BalasHapus
  3. subhanallah..sangat mengispirasi...membuat aku jd tambah semangat nih..semoga allah memberikan yang terbaik untuk-Ku

    BalasHapus
  4. Sukmakutersenyum: u're welcome :)
    catur: amiin

    BalasHapus