Minggu, 02 Oktober 2011

Sebuah Perjalanan

Mukhoyyam yang kembali menguatkan azzam. Dua hari yang menyenangkan, merasakan sebagian kecil sensasi perjalanan para pejuang Islam. Tenda kami berada paling dekat dengan tenda besar milik panitia. Aku membayangkan bahwa itu adalah tenda Rasulullah saat perang dan tenda kami berada paling dekat dengan tendanya. Qiyamullail beratapkan langit. Udara dan angin dingin berhembus menambah gigil tubuh-tubuh kami, seolah kami sedang sholat bersama relawan mavi marmara di udara terbuka Latakia. Jaga bergiliran di tenda masing-masing, suara letusan-letusan kembang api dari kejauhan seakan-akan bom-bom yang dimuntahkan tentara-tentara Israel ke bumi Palestina kita. Tengah malam, kamipun turut merasakan ketegangan para gerilyawan kemerdekaan RI saat bersembunyi di hutan-hutan dan saat melakukan pengintaian.

Satu pesan yang selalu terngiang adalah dalam perjuangan, di setiap deritanya, kita akan menemukan kemikmatan-kenikmatan dengan cara tersendiri. Yang, pada saat biasa, kita tidak mampu mensyukurinya. Berteduh di bawah pohon rindang dan seteguk air kala melakukan perjalanan di teriknya siang adalah sebuah nikmat. Jalanan menurun setelah jalan menanjak adalah sebuah nikmat. Makan seadanya di tempat yang jauh dari peradaban adalah sebuah nikmat. Alhamdulillah.

5 komentar:

  1. tak kira ada potone.hahaha
    urung tak waca mbak. mengko yak!
    siki mengene pengin deleng poto critane

    BalasHapus
  2. Subhanallah, mukhayyam dimana ukh?

    BalasHapus
  3. Dyah: ora ulih foto2 koh
    miftah86: sik asik
    Miftah: daerah puncak pas ukh

    BalasHapus