Selasa, 21 Desember 2010

TAMARNO

Karena ujian sekolah telah usai, maka Ibu pulang lebih cepat dan mengajakku menjenguk Pakde yang sedang dirawat di RS Islam Cempaka Putih. Setelah berembug berdua saja, kami memutuskan membawa buah tangan berupa parcel buah. Untuk mendapat kualitas yang bagus Ibu mengusulkan membeli buahnya di swalayan, kata Ibu buahnya bisa memilih sendiri dan nanti akan dibuatkan parcel oleh pegawai swalayannya.

Selesai memilih keranjang dan buahnya, Ibu mengajakku berkeliling melihat-lihat harga buah. Semuanya menggiurkan, beraneka macam jenis apel, jeruk, anggur, naga, pisang, dan pear tertata cantik di rak. Ibu sesekali bergumam kepadaku mengagumi buah-buah yang menarik hatinya.

Lalu tibalah pada sebuah kotak berisi manisan buah asam atau nama ilmiahnya tamarind sebagaimana tertulis di atas rak buah. "mmm, kapan-kapan beli ini ya, Ibu jaman dulu kalau angin lebat di bawah pohon asem suka banyak asem yang jatuh, terus dikulum, enak lho"
"kan asem Bu?" komentarku.
"Iya asem-asem manis, enak. Berapa harganya?" Ibu kemudian melihat ke papan harga, tiba-tiba Ibu berkata sambil brlalu ke rak buah yang lain"Oh namanya TAMARNO"

Aku bingung, kok tamarind dibaca tamarno? Aku menyadari sebabnya. Karena Aku sudah lebih tahu nama ilmiah asam itu tamarind, jadi tidak keliru membacanya atau lebih tepatnya tidak menaruh perhatian dengan tulisan itu karena dari huruf awal, aku sudah menyimpulkan kalautulisan itu pasti berbunyi tamarind.

Lalu Aku mengamati tulisan TAMARIND itu, ternyata memang terbaca seperti TAMARNO karena huruf I nya menempel ke huruf N dan huruf D nya seperti huruf O.
"Tamarind Bu bukan tamarno." Kataku.

jdai ignat sautu penjleaasn klaau oatk ktia tiadk mmebcaa sbeuah ktaa hruuf per huurf, tapi huruf awal dan akhirnya. Tidak peduli apakah huruf-huruf di tengahnya berantakan, asalkan huruf awal dan akhir benar, ktia tteap bsia membacanya. Bhkan kalau ad hruf yang hilangpun kita mngrti mksudny ;D kayak tulisn di sms gt dh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar