Bagaimana mungkin seseorang yang dari mulutnya mengakui Rasulullah Muhammad SAW sebagai idolanya, ia tidak berusaha mempelajari peri kehidupan beliau?
Tidaklah semestinya seseorang yang mengaku umat Rasulullah SAW, menerima begitu saja cerita-cerita tentang bagaimana beliau, dari seorang/sekumpulan orang yang berbicara menurut hawa nafsunya (kebencian dan penyakit hati lain), kepentingannya, dan tanpa bukti yang nyata, Pelajarilah peri kehidupan beliau dari sumber terpercaya, dari orang-orang yang berbicara karena ilmu dan rasa takutnya kepada Allah (ulama-ulama terdahulu).
Niscaya, anda akan temukan kemuliaan akhlak beliau dan kecintaan anda kepada beliau akan menjadi-bukan sekedar status semata-.
Al-Imam Abdullah Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:
“Menurutku, sanad (periwayatan) adalah bagian dari agama. Andai bukan karena sanad, niscaya siapapun dapat mengatakan apa saja yang dikehendakinya.”
Semakin dekat kita dengan sumber mata air, semakin jernih airnya. Demikian pula dengan ilmu. Jika ilmu yang kita pelajari bersumber dari literatur primer akan lebih akurat dibandingkan literatur sekunder dan seterusnya. Tapi ingat, kita butuh para ahli dalam menafsirkannya. Jadi, teliti siapa penulis dari setiap buku yang anda baca.
Tidaklah semestinya seseorang yang mengaku umat Rasulullah SAW, menerima begitu saja cerita-cerita tentang bagaimana beliau, dari seorang/sekumpulan orang yang berbicara menurut hawa nafsunya (kebencian dan penyakit hati lain), kepentingannya, dan tanpa bukti yang nyata, Pelajarilah peri kehidupan beliau dari sumber terpercaya, dari orang-orang yang berbicara karena ilmu dan rasa takutnya kepada Allah (ulama-ulama terdahulu).
Niscaya, anda akan temukan kemuliaan akhlak beliau dan kecintaan anda kepada beliau akan menjadi-bukan sekedar status semata-.
Al-Imam Abdullah Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:
“Menurutku, sanad (periwayatan) adalah bagian dari agama. Andai bukan karena sanad, niscaya siapapun dapat mengatakan apa saja yang dikehendakinya.”
Semakin dekat kita dengan sumber mata air, semakin jernih airnya. Demikian pula dengan ilmu. Jika ilmu yang kita pelajari bersumber dari literatur primer akan lebih akurat dibandingkan literatur sekunder dan seterusnya. Tapi ingat, kita butuh para ahli dalam menafsirkannya. Jadi, teliti siapa penulis dari setiap buku yang anda baca.
wih.. ini pas banget ama jurnalq kemarin mba..
BalasHapusyap.. benerrr.. gimana bisa cinta kalau tak mengenal sejarahnya... =D
pengen nulis yg panjang2 kaya fajar tapi gk bisa. bingung mule dari mana, mbulett, kusut, kaku. =DD
BalasHapusemang tulisanq panjang po? hahaha.. malah banyak yang males maca nek dawa2 ki ning mp.. qiqi..
BalasHapusyo sing penting nulis mba.. terus nulis & ga kapok nulis..
aku si kerep gejene nulise..hehe
iyo seeh, kl tulisan panjang suka skimming aj bcnya n bru bc kl ada kalimat yg eye catching. pengen nulis terusss. yo podo2 geje lah karo aq =D
BalasHapus