Selasa, 27 April 2010

10 Kekuatan Lapar

Rating:★★★★★
Category:Other
10 kekuatan lapar
Di dalam Kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali menyebutkan, bahwa ada 10 macam kekuatan, akibat perut yang terbiasa lapar karena puasa.

Pertama: Hati menjadi bersih, dan pandanganya kuat.

Kedua: Hati menjadi lembut.

Ketiga: Rendah hati dan hilangnya sifat sombong.

Keempat: Tidak lupa terhadap azab Alloh.

Kelima: Nafsu menjadi lemah dan tidak berdaya.

Keenam: Tidak banyak tidur.

Ketujuh: Melaksanakan ibadah menjadi ringan.

Kedelapan: Badan jadi sehat dan jauh dari penyakit.

Kesembilan: Biaya hidup menjadi lebih sedikit.

Kesepuluh: Dengan demikian, memungkinkan untuk memperbanyak shodaqoh


dari sini

Jumat, 23 April 2010

Kelinci VS Angsa

cucu : mbah, kan ada kelinci sama angsa lomba lari. kira-kira yang menang siapa mbah?

mbah : ya kelinci yang menang

cucu : hehe, angsanya aku mbah

Senin, 05 April 2010

[Succes with Sholat] Meraih Optimis dengan Berwudhu

Rating:★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Salman Ar-Raisy
Imam Bukhari tidaklah menuliskan satu hadist kecuali ia telah berwudhu dan shalat, sehingga ia mampu merawikan sebanyak 600 ribu hadist sepanjang hidupnya

Setiap manusia mengharapkan yang terbaik bagi dirinya. Sayangnya, untuk memperoleh yang terbaik tersebut, terkadang manusia enggan menggunakan cara-cara yang terbaik pula. Bahkan kalah sebelum berperang dengan mengatakan bahwa dirinya takkan sanggup mewujudkan mimpinya tersebut.

Adalah Georgi Lozanov seorang Psikolog dari Sofia, Bulgaria. Beliau yang kemudian dikenal sebagai Bapak Accelerated Learning dunia telah lebih dari 25 tahun meneliti tentang autosugesti. Kesimpulan yang diperolehnya yaitu ketika seseorang memberikan sugesti pada dirinya sendiri, maka hal tersebut akan mempengaruhi kerja pikirannya. Ketika seseorang mengatakan saya bisa, maka pikirannya akan mensinergikan energi kata-kata tersebut dan memerintahkan seluruh anggota tubuhnya untuk berupaya ke arah bisa tadi sehingga orang tersebut menjadi benar-benar bisa. Dengan teknik sugestopedia yang dikembangkannya, ia mampu mengajarkan mahasiswanya untuk menghafal 1200 kata bahasa asing (Prancis atau Inggris) perhari dengan tingkat pengingatan 98 %.

Sebut saja Muhammad Ali, yang dijuluki The Big Mouth. Julukan tersebut disandangnya karena setiap sebelum pertandingan tinju, ia selalu berteriak bahwa ia pasti menang, ia pasti menjadi yang terbaik dan demikianlah hasilnya. Michael Jordan sang master basket. Saat ia menggiring bola pada pertandingan basket, terlihat mulutnya bergumam sesuatu yng belakangan diketahui, ia ternyata tengah meng-autosugesti dirinya dengan mengatakan pada dirinya sendiri “I can! I can! I can!” hingga kita dapat mengenang prestasinya sekarang.

Orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang optimis, yang senantiasa memberikan informasi-informasi positif kepada dirinya. Kata-kata optimis bukan pesimis. bacaan-bacaan yang baik dan positif, bukan cerita kacangan yang menerawangkan pikiran menghayalkan yang bukan-bukan.

Jauh sebelum teknik autosugesti diteliti dan diketemukan, Allah SWT melalui Rasulullah SAW telah memberikan pelajaran tersebut lewat perintah untuk senantiasa mensucikan diri dengan berwudhu. Dalam wudhu, terdapat nilai filosofis bagaimana hendaknya kita memberikan perlakuan yang terbaik bagi diri sendiri dan orang-oarng di sekitar.

Membasuh mulut, yang menggugurkan dosa-dosa ucapan kita. Allah menghendaki agar kita memasukkan makanan yang halal dan mengeluarkan kata-kata yang baik dari mulut kita, kata-kata positif bukan kata-kata yang menyakiti, mencaci apalagi memfitnah.

Membasuh muka. Di sana ada kedua mata kita. Dengan air wudhu semoga dosa kecil yang menumpuk pada mata-mata kita berguguran bersama air wudhu. Dari sana kita menyadari untuk apa mata ini. Untuk mentadaburi ayt-ayat-Nya, untuk menangisi dosa-dosa, bukan untuk bermaksiat pada-Nya.

Dengan membasuh kedua tangan, sadarilah pada diri ini bahwa tangan diciptakan untuk kita berkarya, bukan tangan yang merusak apalagi menyakiti. Membasuh sebagian kepala dan telinga, dengan akal pikiran kita, hendaknya digunakan untuk berpikir positif, maju dan mengembangkan potensi bagi kemaslahatan manusia, bukan untuk berpikir jahat, kotor apalagi membuat makar untuk mencelakakan orang lain. Dengan membasuh kedua kaki, dengan demikian kita ingat kembali agar kaki-kaki ini dilangkahkan ke majelis-majelis ilmu, ke tempat yang menjadikan diri lebih baik, bukan ke tempat maksiat, tempat yang merusak diri dan harga diri.

Mari kita belajar berwudhu kembali dan senantiasa mensucikan diri, hati, dan pikiran dengan berwudhu. Dengan demikian kita peroleh kembali segala yang terbaik pada diri kita dan memperoleh rasa optimis sehingga mampu belajar dan menghasilkan karya yang terbaik pula.wallahu’alam