Senin, 11 Januari 2010

Balada Laron

Seperti biasa, jika tidak ada kegiatan tercatat di agenda, Sita mengunjungi rumah mbahnya d bawah lereng bukit dekat sungai Serayu. Sore yang dingin, Sita menemani mbah kakung menonton tv. Sebenarnya kurang tepat dibilang menonton tv, tp lebih tepat gonta ganti channel tv, cari yg ada beritanya aja begitu mengikuti usul mbah. Sedang khusyuknya melihat tv akhirnya Sita tersadar juga bahwa sejak tadi ada hewan berseliweran menabrak jidatnya,"duh apaan si nih?" teplokk!! Ia mendaratkan pukulan dengan kekuatan terkontrol demi kepalanya itu. Saking terkontrolnya, si hewan sukses meloloskan diri dari maut. Teplokk!! Tidak berhasil juga hingga ia putuskan menengadah ke atas, karena lama kelamaan telinganya mendengar suara bising. "Innalillahi! Mbah! Laron banyak amat.." Sita terkejut dan serta merta melonjak berdiri karena d atas kepala, belasan laron berputar-putar. Oh bukan, bukan kepalanya yang berkilau cemerlang sehingga laron merubunginya. Tadinya ia berharap karena itu, sayang sekali ternyata karena Sita duduk tepat d bawah lampu. Sita melayangkan matanya ke setiap lampu di rumah itu, 'wabah laron!' pikirannya mulai hiperbolis."Mbah,gimana ni?kemaren gini juga ya mbah?" tanya Sita sambil berpikir. "ya tapi tidak banyak begini." kata mbah. "Mbah,kita matiin aja lampunya,terus kita ke ruang tamu biar pada ke lampu ruang tamu. Nah terus lampu ruang tamu dmatiin,kita buka pintu luar,biar laronnya pada keluar,baru kita tutup pintunya." Mbah menerima usul Sita. Mbah dan Sita menuju ruang tamu diikuti puluhan laron yang tadinya ada d lampu2 dalam, idih pada nabrak2 Sita dan Mbah, hiy! yay! wadhow! Setelah dirasa tak ada laron d dalam, Mbah menutup pintu dalam, Sita membuka pintu ruang tamu dan mematikan lampunya. Laron2 keluar dan menabrak2 lagi. "gak bisa napas apa klo gk ada lampu?sabar kenapa.." tanya Sita asal saja pada laron2 yang lewat. Tanpa ada jawaban.